ads

Rabu, 07 Desember 2011

PEPADUN BATU SUKU MARGA KIBANG , MENGGALA LAMPUNG

Peninggalan peninggalan nenek moyang suku pribumi lampung khususnya tulang bawang, hingga saat ini masih dijaga dan dirawat dengan baik oleh masyarakat tulang bawang khususnya  bagi masyarakat yang memang memiliki hak untuk melestarikannya.
Salah satu contoh peninggalan sejarah nenek moyang yang ada di tualang bawang hingga saat ini yaitu Pepadun batu yang terletak di kampung kibang jaya,menggala.
Pepadun ini ditemukan sejak beberapa abad yang lalu oleh nelayan tepat terapung di bantaran sungai tulang bawang. Menurut para nara sumber,pepadun ini di anggap sebagai salah satu peninggalan kerajaan tulang bawang, yang pada zaman dahulu digunakan sebagai kursi raja atau sebagai alat yang digunakan saat upacara adat pemberian gelar bagi anggota kerajaan.
Pepadun batu yang saat ini terletak di kampung Kibang Menggala,adalah merupakan pepadun yang dimiliki oleh salah satu suku asli masyarakat Kibang Menggala,yaitu suku Marga.pepadun ini, saat ini hanyalah merupakan salah satu situs sejarah yang tetap dijaga dan dirawat sedangkan kegunaannya saat ini sudah semakin berkurang.
Sebab-sebab semakin berkurangnya kegunaan pepadun batu dalam kehidupan masyarakat Kibang Menggla,yaitu:
a.      Semakin berkembangnya zaman (modern) yang menyebabkan generasi muda kurang mengetahui kegunaan dan fungsi pepadu batu.
b.      Kepemilikan satu marga atas pepadun tersebut, mengakibatkan hanya keturunan marga tersebut yang dapat menggunakannya.
c.       Tidak adanya turut campur pemerintah dalam pelestarian situs sejarah.
d.      Kurang adanya pengenalan lebih lanjut akan kegunaan pepadun batu yang menyebabkan hilangnya pengetahuan mengenai fungsi dan sejarah pepadun batu.

Ø  Sekilas kehidupan masyarakat Kibang Menggala pada zaman dahulu
Pada zaman nenek moyang masa penduduki skala berak (pra islam) masyarakat Kibang Menggala telah mengalami kehidupan kerajaan,dan pada masa inilah diduga pepadun batu ini dibuat.adapun fungsi dari pepadun batu ini dalah sebangai kursi persinggahan raja tulang bawang ketika singgah di Kibang.
Setelah masa peralihan kerajaan menjadi demikrasi, kegunaan pepadun batu berangsur angsur berubah menjadi alat yang digunakan dalam upacara adat lampung atau pemberian gelar terhadap masyarakat kibang yang diangkat sebagai kepala suku atau tetua adat.
Ditemukannya pepadun batu oleh salah satu marga kibang yaitu Suku Marga,mengakibatkan adanya hak kepemilikan atas pepadun tersebut. hingga penggunaan pepadun batu dalam upacara adat dibatasi.

Ø  Kegunaan dan pelestarian pepadun batu saat ini

Satelah  turunya hak kepemilikan pepadun batu dari kepemilikan kerajaan menjadi kepemilikan individu,kini kegunaan pepadun batu semakin berkurang.
Begitu pula bagi anggota atau bagian dari keluarga besar suku marga,pada generasi ke 5 dari keluarga suku marga ,pepadun ini masih digunakan dalam upacara adat perkawinan berupa pemberian gelar kepada pengantin pria maupun wanita.namun semakin majunya perkembangan zaman dan semakin berbaurnya adat kebudayaan suku asli dengan suku pendatang, maka kegunaan pepadun batu ini hanyalah sebagai cerita semata mengenai sejarah peninggalan nenek moyang suku lampung di daerah kibang Menggala.
Pemilik pepadun yang bernama suku marga ini tetap menjaga dan merawat agar pepadun yang merupakan peninggalan sejarah agar tetap ada dan dapat di ketahui oleh generasi masyarakat tulang bawang untuk seterusnya.salah satu cara mereka merawat pepadun ini adalah dengan mengkokohkan pepadun batu dalam sebuah ruang yang d beri pagar dan terletak tepat di pinggir jalan raya Kibang,sehingga mudah untuk dikunjungi dan dipantau oleh pemilik benda tersebut.
Dalam hal ini, kurangnya perhatian pemerintah terhadap situs-situs sejarah yang ada ditulang bawang dan kurangnya antusias warga tulang bawang untuk turut campur dalam pelestarian pepadun batu ini, mengakibatkan semakin tersingkirnya kebudayaan lama peninggalan nenek moyang tulang bawang.
Narasumber mengatakan bahwa meskipun kegunaan dari pepadun batu ini semakin berkurang, tetapi keberadaannya sangatlah menjadi suatu kebanggaan bagi anggota keluarga dari suku marga.sebab ini menjadi sibol kebesaran dan kehormatan untuk marga tersebut sebagai salah satu suku yang memiliki peran penting dalam adat istiadat dan kebudayaan masyarakat tulang bawang.
Hal yang tersimpan dalam benak anggota keluarga suku marga adalah salah satunya yaitu mereka menginginkan adanya keturutsertaan pemerintah dalam pelestarian dan perawatan pepadun batu peninggalan nenek moyang,sekalipun pepadun batu tersebut tetap menjadi milik dari suku marga.

17 komentar:

  1. maaf untuk tambahan aja asal muasal megou pak tulang bawang dari 2 kecekian ,yaitu ceki balak,dan,ceki pinggir way ini tercatat di dalam buku yang dikeluarkan dari jaman kolonial dan dapat di buktikan karna buku itu ada pada kami ,kami selama ini selalu mengawasi tatanan kebudayaan tulang bawang dan sampai saat ini banyak pelaku pelaku budaya yang sengaja atau tidak sengaja berusaha menggelapkan sejarah ( culture genocide) ,jadi himbauan saya penyimbang-penyimbang adat yang ada sekarang ini legalitas nya sangat di ragukan untuk itu perlu di reformasi (Ngeberengoh)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

      Hapus
  2. buat tasya sinan
    kalo anda ada buku nya tunjukan pada kami
    karna kalo tanpa bukti yang jelas tidak bisa dijadikan acuan
    pepadun batu itu sendiri sudah ada sebelum jaman kolonial
    sudah ada sejak jaman megalitikum
    dan keturunan pepadun batu sendiri penyimbang nya ada
    jadi hati-hati
    enow pepapun batew jak ulun kibang tengah

    BalasHapus
    Balasan
    1. buat hendri silakan mari kita buktikan dirumah adat kami tepat didepan rumah adat warganegara strat 1 kibang ,anda silakan tanya rumah keluarga tuanjunjungan

      Hapus
  3. Untuk Tasya sinan...anda itu siapa bisa2nya meragukan masalah penyeimbang.... pake bahasa direformasi... kalau mau liat silsilah keturunan nya.. coba anda tanya rumah baru yg pas di depan Pepadun atau dua rumah sebelah kanan Pepadun..disitu nanti anda liat silsilah mulai dai dua orang kakak adik yg buka kampung lubang tersebut...

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Lihat vidio
    Asal muasal Pepadaun batu Suku Kebang Tengah Menggala di

    ANF Channel

    BalasHapus
  7. Lihat vidio
    Asal muasal Pepadaun batu Suku Kebang Tengah Menggala di

    ANF Channel

    BalasHapus
  8. Lihat vidio
    Asal muasal Pepadaun batu Suku Kebang Tengah Menggala di

    ANF Channel

    BalasHapus
  9. Lihat vidio
    Asal muasal Pepadaun batu Suku Kebang Tengah Menggala di

    ANF Channel

    BalasHapus
  10. tabik ��
    itu PEPADUN BATU, terakhir dipakai pada abad ke-16 Masehi oleh MENAK SANGGODAK (Keturunan PUTERI INDERA BULAN) saat naik tahta/Cakak Pepadun dengan Gelar/Adeg STAN DI LAMPUNG dan menjadi Penyimbang Pepadun Suku, Marga Buay Bulan Ilir, Tiyuh Kibang Menggala

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. silsilah, pemiliknya dalam bentuk teks asli dengan terjemahan, pepadon batu dengan sesakanja (perpakas ini Pepadun) Kibang Tengah.

    garis keturunan anak Lelaki tertua dari keturunan tertua
    Urutannya yakni Minak Rio Tawang, anaknya Rijou Pangeran Nataderadjo, anaknya Rijou Pangeran Sukuwero, anaknya Rijou Keriou Nataderadjo, anaknya Rijou Pangeran Daru Alam, anaknya Rijou Alam Kabir, anaknya Rijou Keriou Nataderadjo, anaknya Rijou Dalam Diaj, anaknya Rijou Radja Suku Marga, dan anaknya Rijou Minak Riow Menawang Burhanuddin.
    Papadon batu ini berlokasi di sebuah tempat di Menggala yang bernama Kibang Tengah. Di sana, papadon tersebut diletakkan di depan rumah Minak Riow Menawang (Burhanuddin) di tempat terbuka.
    Burhanudin buay Linggang, merupakan Penyimbang di Pepadun suku Stan di Lampung.
    dan garis anak keturunan lelaki tertua dari burhanuddin pun ada,

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus